Manfaat Dzikir {bag. 1}


Manfaat Dzikir {bag. 1}

Dzikir-menyebut-nyebut nama Allah dan merenungkan kuasa, sifat, dan perbuatan serta nikmat-nikmat-Nyamenghasilkan ketenangan batin. Allah menegaskan dalam ayat berikut ini.

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’d [131] : 28).

Perasaan tidak tenang dan tidak nyaman memang sering mengganggu kita, baik bersifat internal, seperti rasa takut akan sesuatu dan rasa putus asa akibat tidak mendapatkan sesuatu, maupun eksternal, seperti kalah bersaing dengan orang lain dalam mencapai sesuatu dan tidak adanya jaminan akan keselamatan hidup atau masa depan. Tidak heran bila perasaan tidak tenang itu dapat mengakibatkan seseorang menjadi stres. Nah, salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk menghilangkan perasaan tidak tenang dan tidak nyaman itu adalah dengan dzikir mengingat Allah.

Mengapa dengan dzikir, hati menjadi tenang dan tenteram?
Sebelum menjawab pertanyaan ini, ada baiknya kita terlebih dahulu mengetahui masalah “hati” atau “qalbu” dalam bahasa Arab. Kata “qalbu” memiliki dua arti. Pertama, qalbu adalah sepotong daging yang lembek dan lembut yang berada di sebelah rongga kiri dada, yaitu sepotong daging yang khusus. Di bagian dalamnya terdapat rongga-rongga tempat darah mengalir. Di tempat ini pulalah ruh bersemayam.

Qalbu dalam pengertian ini bisa juga disebut jantung, karena jantung merupakan bagian dari organ tubuh yang terletak di dalam rongga dada. Berkaitan dengan galbu atau jantung, ada sebuah penelitian ilmiah yang sangat menarik. Hasil penelitian ilmiah tersebut adalah 25 Amin Syukur

Yang menjadi pembicaraan kita dalam fasal ini adalah qalbu atau hati dalam pengertian kedua yang bersifat rabbaniyah dan ruhaniyah. Qalbu ini dapat merasakan gelisah, sengsara, resah, susah, dan sedih. Ia juga bisa tertutup, mati, berkarat, melemah, lalai, dan lupa. Sebaliknya, ia juga bisa merasa nyaman, tenteram, senang, gembira, dan bahagia. Ia juga bisa terbuka, hidup, bersih, menguat, ingat, dan terjaga.

Salah satu faktor penyebab yang membuat qalbu (hati) menjadi tidak tenteram dan tidak tenang adalah ghaflah, alias lalai dan lupa kepada Allah. Orang yang lalai dan lupa kepada Allah akan membuatnya lupa kepada dirinya sendiri. Orang yang lalai dari dzikir juga tidak akan pernah merasa hidupnya tenang dan tenteram. Ia akan selalu dalam keadaan gelisah, resah, dan susah. Orang yang lupa kepada Allah akan tenggelam ke dalam telaga kelupaan, kebimbangan, dan keterasingan. Ia akan jauh dari lingkaran cahaya dan akan masuk ke dalam lingkaran kegelapan. Allah menegaskan,

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.” (QS Al-Hasyr [59]: 19).

Sementara itu, orang yang ingat -dzikir- kepada Allah, hatinya akan tenteram dan tenang. Ia akan ingat kepada dirinya sendiri dan Allah pun akan membuatnya ingat kepada dirinya sendiri. Hidupnya akan tenang dan tenteram. Ia akan selalu berada dalam lingkaran cahaya. Sebab, dzikir dapat menghilangkan rasa sedih dan rasa gelisah dari hati. Dzikir dapat mendatangkan kebahagiaan hati. Ia dapat menyinari hati dan menguatkannya. Ia dapat menghidupkan hati dan membersihkannya dari kotoran dan karat. Orang yang berzikir akan senantiasa dekat dengan Allah. Dan, Allah pun akan senantiasa bersamanya. Dzikir merupakan obat hati dan lalai adalah penyakitnya. Hati yang sakit hanya dapat diobati dan disembuhkan dengan zikir kepada Allah. Karenanya, Makhul berkata, “Dzikir atau ingat kepada Allah adalah obat. Dan, ingat kepada manusia adalah penyakit.”

Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah pernah berkata, “Tidak dimungkiri bahwa hati itu dapat berkarat seperti berkaratnya besi dan perak. Alat yang dapat membersihkan hati yang berkarat adalah dzikir. Dzikir dapat membersihkan hati yang berkarat sehingga dapat berubah menjadi bening seperti cermin yang bersih. Apabila seseorang meninggalkan zdikir, hatinya akan berkarat. Dan, apabila ia berdzikir, hatinya akan bersih”.

Hati dapat berkarat karena dua perkara, yaitu ghaflah (lalai) dan dosa. Hal yang dapat membersihkannya juga dua perkara, yaitu dzikir dan istighfar. Jika seseorang lalai dari mengingat Allah pada sebagian besar waktunya, karat di hatinya akan menumpuk sesuai dengan tingkat kelalaiannya. Jika hati berkarat, bentuk segala sesuatu di dalamnya tidak tergambar sesuai dengan faktanya. Ia akan melihat kebatilan dalam bentuk kebenaran dan melihat kebenaran dalam bentuk kebatilan. Sebab, ketika karat telah menumpuk di hati, maka ia akan menjadi gelap dan di dalamnya berbagai bentuk kebenaran tidak akan tampak sebagaimana adanya. Apabila karat itu telah bertumpuk-tumpuk, hati akan menjadi hitam pekat dan pandangannya menjadi rusak sehingga ia tidak dapat mengingkari kebatilan. Inilah siksaan hati yang paling berat. Sumber dari siksaan itu adalah sikap lalai dan mengikuti hawa nafsu. Kedua hal inilah yang menghilangkan cahaya hati dan membutakannya.”

Tidak dapat dibantah lagi bahwa dzikir benar-benar dapat menenteramkan hati. Penyebabnya adalah ketika kita ingat kepada Allah, maka pada saat itu terselip sikap menyandarkan diri kepada Allah yang disebut tawakkal atau tawwakkul. Kita mengenal bahwa salah satu sifat dari Allah adalah al-Wakil (tempat bersandar). Hasbunallah wa ni’mal wakil, artinya cukuplah Allah bagi kita dan Dia adalah sebaik-baik tempat bersandar.

Dalarn kehidupan sehari-hari kita akan merasa tenteram kalau kita mempunyai gambaran bahwa hidup kita terlindungi. Terasa ada pelindung. Contoh yang kasat mata, jika kita merasa terlindungi oleh adanya polisi atau negara yang adil, kita akan merasakan ketenteraman. Kalau kita yakin akan hadirnya Allah sebagai al-Wakil atau tempat bersandar, kita juga akan merasakan ketenteraman.

Menurut ilmu medis, dalam otak manusia terdapat zat kimiawi yang secara otomatis keluar ketika seseorang berdzikir. Zat itu bernama endhorphin. Zat ini mempunyai fungsi menenangkan otak, sebagaimana morfin yang bisa menenangkan otak. Bedanya, morfin berasal dari luar tubuh, sementara endhorphin berasal dari dalam tubuh.

Dzikir yang mengantarkan kepada ketenangan dan ketenteraman hati bukanlah dzikir sekadar ucapan lisan semata, melainkan harus dimaksudkan untuk mendorong kita menuju kesadaran tentang kebesaran dan kekuasaan Allah. Ketika kita menyadari bahwa Allah adalah Penguasa tunggal dan Pengatur alam raya dan yang dalam genggaman tangan-Nya segala sesuatu, maka menyebut-nyebut nama-Nya, mengingat kekuasaan-Nya, serta sifat-sifat-Nya yang agung, pasti akan melahirkan ketenangan dan ketenteraman dalam jiwa kita.

Tidak ada komentar: