Tahajjud - Mutiara di Keheningan Malam


Tahajjud - Mutiara di Keheningan Malam

Mengerjakan Shalat malam adalah salah satu bentuk dari ketaatan orang-orang shaleh terdahulu. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan kedekatan diri kepada Allah swt. dengan menyediakan beberapa saat waktu dari sepertiga waktu di waktu malam. Rasulullah-pun bersabda : Setiap malam Rabb kita turun ke langit dunia, yaitu pada saat sepertiga malam terakhir. Kemudian Allah berfirman, “Siapa yang berdoa kepada-Ku pasti akan Aku kabulkan, Siapa yang memohon karunia kepada-Ku, pasti akan Aku beri dan barang siapa yang memohon ampun kepada-Ku, pasti akan Aku ampuni”. (berlangsung hingga terbit fajar). (HR.Bukhari Muslim).

Dengan bermunajah diwaktu malam, kita akan merasakan keadaan yang tenang dan nyaman dalam beribadah untuk kita berkhalwat pada Allah swt. Bila di siang hari ataupun sore hari kita sering memiliki sedikit waktu untuk beribadat shalat wajib yang terkadang kita seperti terburu-buru mengerjakannya, hanya dalam beberapa menit saja selesai. Bila dilihat dari waktu mungkin terkadang kita sudah tidak bisa dihindarkan lagi karena jadwal yang ketat. Tetapi bagaimanakah caranya dengan waktu yang singkat kita dapat khusyuk beribadah. Kekhusyuk-an dalam beribadah dapat dilatih tiap hari melalui shalat-shalat malam atau rawatib lainnya. Dengan membiasakan shalat sunah, terutama tahajjud, kita akan melatih kesabaran dan ketenangan. Bila kita sudah dapat membiasakan diri untuk bertlatih tersebut, maka tidak mustahil dalam kondisi shalat dengan waktu yang sempit dapat dilalui dengan tenang dan khusyuk, insya Allah. Yakinlah bahwa bila kita berusaha mendekati Allah, Allah pasti akan lebih mendekati diri kita bahkan lebih dekat lagi. Allah menciptakan waktu pagi, siang dan malam agar kita dapat bebas menentukan tambahan waktu kita yang kurang dalam beribadah untuk menambahkannya di lain waktu.

Mengapa untuk kepentingan dunia kita mampu menghabiskan waktu berjam-jam sedangkan untuk beribadah kepada Allah tidak? Terkadang terdengar ironi dan menyedihkan sekali bila untuk beribadah wajib saja sampai mencuri-curi waktu..menyisihkan waktu yang sempit sekali, salah satu penyebabnya karena tidak mengawalkan waktu shalat. Padahal yang memberikan waktu untuk kita hidup itu siapa??..

Masih ingatkah kita bahwa nabi kita Muhammad saw pada waktu menerima perintah shalat dari Allah , naik ke langit tujuh dalam Isra’ – Mi’Raj, perjalanan dari Masjidil Haram ke Sidrahtul Muntaha (langit ke tujuh), balik dengan membawa perintah shalat dari Allah, tidak lima waktu seperti sekarang ini. Pada mulanya perintah Shalat lebih dari lima waktu, namun Rasulullah meminta keringanan sehingga menjadi 5 waktu, karena Rasulullah yakin bahwa ummatnya khawatir tidak akan sanggup bila terlalu banyak waktunya. Perintah shalat 5 waktu adalah keputusan terakhir , sehingga tidak dapat dikurangi lagi menjadi 4 atau 3 waktu shalat. Dengan meninggalkan shalat shubuh, maka waktu shalat kita menjadi 4 waktu. Bagaimana sikap kita kepada Rasulullah yang telah berjuang pada waktu itu untuk meminta keringanan kepada Allah, dengan berharap bahwa ummatnya dapat lebih ringan melakukannya, tetapi kita malah melalaikannya ? Subhanallah..

Cobalah dengan membiasakan diri bangun untuk shalat malam atau dimulai ketika akan mendekati waktu shubuh. Dengan berlatih bangun malam tersebut, Insyaallh kita akan terbiasa dan dapat beribadat dengan lebih tenang dan khusyuk.Amiin. Biasakan tidur jangan terlalu larut malam. Sebagai seorang muslim, relakah kita kehilangan waktu shubuh kita karena tidur malam yang terlalu larut malam?.. Aturlah jam istirahat malam dengan baik. Jangan lupa sebelum tidur berniat dan berdoa untuk bangun shalat malam dan shalat shubuh. Insyaallah, Allah akan memberikan kekuatan dan jalan keluarnya untuk dapat melaksanakannya dengan rutin. Dengan membiasakan shalat-shalat sunah yang akan melapisi shalat wajib kita, maka shalat wajib akan terasa ringan.

Suatu ketika Hasan al-Basri ditanya: Mengapa wajah orang yang shalat tahajjud begitu nampak berseri-seri: Beliau menjawab: Karena mereka menyendiri dengan Yang Maha Pengasih dan Maha Tinggi, maka Allah menutupi mereka dengan cahaya-Nya.

Abu Huraira Radhiallahuanhu‘ menceritakan, Rasulullah saw bersabda, sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa sunnah pada bulan Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam (tahajjud).

Detik-detik malam ternyata begitu mahal, maka janganlah engkau menyia-nyiakannya dengan kalalaian (Hasan Al-Banna).

Tidak ada komentar: