Keutamaan Sholat Tahajud dan Tips Mempermudah Bangun Malam utk Sholat Tahajud







Keutamaan Sholat Tahajud dan Tips Mempermudah Bangun Malam utk Sholat Tahajud
  
“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sholat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al Muzzamil:1-4)
Firman Allah Subhanahu wa ta’alaa di atas telah memerintahkan dengan jelas kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tengah tidur untuk melakukan sholat malam atau sholat tahajud. Dan perintah yang diberikan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut bukanlah perintah yang dikhususkan hanya kepada beliau saja, melainkan juga kepada seluruh umat beliau. Namun pada kenyataannya, betapa sedikit sekali umat muslim yang dapat berdiri dan mengistiqomahkan sholat tahajud ini.
Dari Jabir ra, ia barkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda, “Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Sholat tahajud merupakan salah satu bentuk komunikasi dengan Allah Subhanahu wa ta’alaa yang paling efektif. Karena sholat tahajud dilakukan manakala kebanyakan makhluk Allah Subhanahu wa ta’alaa sedang tertidur lelap. Masa yang penuh dengan kesunyian dan ketenangan akan membantu kita untuk lebih khusyuk bermunajat kepada Allah. Seorang muslim yang senantiasa mendawamkan sholat tahajud, insya Allah akan selalu dicintai oleh Allah swt. Barang siapa mendawamkan sholat tahajud maka Allah Subhanahu wa ta’alaa akan menjaminnya dengan kehidupan di syurga kelak.
Dari Abdullah bin Salam, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, dan sholat malamlah pada waktu orang-orang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Imam Tirmidzi)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda yang artinya, “Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR. Ahmad)
Allah Subhanahu wa ta’alaa akan senantiasa memberikan kemuliaan kepada umatnya yang khusyuk dan kontinyu dalam mengamalkan sholat sunnah tahajud. Dari Sahal bin Sa’ad ra., ia berkata, “Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah saw lalu berkata, ‘Wahai Muhamad, hiduplah sebebas-bebasnya, akhirnya pun kamu akan mati. Berbuatlah semaumu, pasti akan dapat balasan. Cintailah orang yang engkau mau, pasti kamu akan berpisah. Kemuliaan orang mukmin dapat diraih dengan melakukan shalat malam, dan harga dirinya dapat ditemukan dengan tidak minta tolong orang lain.’”
Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seluruh manusia dikumpulkan di tanah lapang pada hari kiamat. Tiba-tiba ada panggilan dikumandangkan dimana orang yang meninggalkan tempat tidurnya, maka berdirilah mereka jumlahnya sangat sedikit, lalu masuk surga tanpa hisab. Baru kemudiaan seluruh manusia diperintah untuk diperiksa.”
Setelah melihat hebatnya kedudukan dan keutamaan mendawamkan sholat tahajud di atas, maka sudah sepatutnyalah bagi kita semua untuk senantiasa berlomba-lomba mendapatkan fadhilah dari sholat tahjud tersebut.
Berikut kami sekelumit suguhkan tips yang insya Allah akan membantu kita agar lebih mudah untuk bangun di sepertiga malam dan melaksanakan sholat sunnah tahajud.
  1. Biasakan tidur di awal waktu, jangan bergadang untuk hal-hal yang tidak penting, yang akhirnya hanya akan membuat mata kita terlampau lelah dan mengantuk untuk bangun di sepertiga malam.
  2. Bersungguh-sungguh mengamalkan adab-adab sebelum tidur. Biasakan berwudhu, sholat sunnah, berdzikir dan berdoa sebelum tidur. Jangan tidur dalam keadaan berhadats (terutama hadats besar), karena hal ini akan menimbulkan kemalasan di waktu bangun malam.
  3. Janganlah paranoid dan menganggap bahwa bangun di sepertiga malam untuk melakukan sholat tahajud itu sebagai pekerjaan yang berat. Karena pemikiran semacam itu akan berpengaruh pada niat dan kekuatan kita untuk merealisasikan niat tersebut (dapat melemahkan niat dan tekad untuk melakukan sholat tahajud).
  4. Senantiasa menjaga keikhlasan ketika berniat untuk bangun malam dan melakukan sholat tahjud. Dengan niat yang ikhlas, insya Allah akan meringankan pekerjaan yang semula tampak berat.
  5. Cobalah untuk mengenali dan menyesuaikan waktu tidur masing-masing. Bila kita telah tahu berapakah standar waktu tidur kita masing-masing, maka kita akan dapat menentukan jam berapakah kita harus mulai tidur, sehingga kita akan bangun tepat di sepertiga malam. Jika memang ada tugas yang harus diselesaikan dan dibawa pada hari esok, lebih baik dikerjakan selepas melaksanakan sholat tahajud, jangan dikerjakan pada waktu malam (sebelum tidur) yang memakan waktu hingga larut malam dan akhirnya akan membuat kita tidak dapat bangun di sepertiga malam (kesiangan).
  6. Jika memang memungkinkan, jangan lupa untuk melakukan tidur siang. Dengan tidur siang, insya Allah akan membuat kita lebih kuat untuk bangun di sepertiga malam dan melakukan sholat sunnah tahajud.
  7. Jangan lupa untuk senantiasa memasang alarm, dan letakkan alarm tersebut di tempat yang jauh dari jangkauan tangan namun tetap dapat terdengar dengan jelas (keras) oleh telinga. Dengan demikian, mau atau tidak mau kita akan bangkit dari tempat tidur untuk mematikannya manakala alarm tersebut berbunyi.
  8. Anda juga dapat menggunakan program tahajud missedcall dengan teman-teman anda. Buatlah jadwal berkelanjutan yang telah disepakati bersama untuk mengatur siapa-siapa yang mendapatkan jatah untuk membangunkan.
  9. Programlah aktivitas siang hari anda dengan seefisien dan seefektif mungkin, sehingga anda tidak terlalu kelelahan untuk bangun di sepertiga malam untuk melakukan sholat tahajud. Hindari kegiatan-kegiatan yang tidak terlalu penting, yang akan menguras stamina anda.
  10. Tanamkanlah kesadaran bahwa anda memiliki kebutuhan jasmani dan ruhani yang harus anda penuhi keduanya dengan seimbang, tidak berat sebelah.
  11. Motivasi diri anda untuk bangun malam dengan cara mempelajari dan mengingat betapa besar keutamaan-keutamaan yang terdapat di dalam sholat tahajud.
  12. Tanamkan rasa rindu untuk senantiasa bernunajat dan berkhalwat dengan Allah Subhanahu wa ta’alaa.
  13. Hindari maksiat. Karena, maksiat adalah sumber lemahnya kadar iman dan ibadah kita kepada Allah Subhanahu wa ta’alaa. Dalam hal ini Sufyan Ats-Tsauri telah menuturkan pengalamannya, “Aku sulit sekali melakukan qiyamullail selama 5 bulan disebabkan satu dosa yang aku lakukan.”.
  14. Janganlah makan malam terlampau kenyang, karena perut yang kenyang akan memberikan efek mengantuk dan malas.
  15. Jika anda telah berkeluarga, anda dapat membuat kesepakatan dengan anak dan isteri berupa program sholat tahajud berjamaah, misalnya setiap tiga kali dalam sepekan keluarga wajib melakukan sholat tahajud secara berjamaah.
  16. Jangan lupa untuk senantiasa berdoa dan memohon kepada Allah Subhanahu wa ta’alaa agar diberikan kemudahan untuk bangun malam dan melakukan sholat tahajud dengan ikhlas dan khusyuk.
  17. Untuk memantapkan kedisiplinan diri, anda pun dapat melakukan program “self-punishment” bagi diri anda sendiri, manakala kesiangan atau lupa tidak melaksanakan sholat tahajud. Tentunya, “self-punishment” ini haruslah bersifat mendidik dan tidak terlalu keras. Ketika lupa atau kesiangan sehingga tidak melakukan sholat tahajud, maka anda dapat menghukum diri anda misalnya harus membaca Al Quran sebanyak 2 juz di hari esoknya. 2 juz tersebut dapat anda baca per lima lembar setiap setelah melakukan sholat fardhu.
Demikianlah artikel sederhana mengenai keutamaan sholat tahajud dan tips mempermudah bangun malam untuk melakukan sholat tahajud ini.
Perlu diketahui, bahwa tips dan keutamaan sholat tahajud dalam artikel ini bukanlah bukanlah sebuah harga mati. Karena sesungguhnya, masih sangat banyak lagi keutamaan-keutamaan yang terkandung di dalam sholat sunnah tahajud ini. Dan tentunya masih sangat banyak pula tips-tips yang dapat digunakan untuk memudahkan kita agar dapat bangun malam dan melakukan sholat sunnah tahajud.
Rasulullah saw telah bersabda di dalam haditsnya yang artinya, “Sesungguhnya amal perbuatan itu harus dengan niat, dan setiap orang itu tergantung pada niatnya.” (Muttafaq Alaih)
Untuk itulah mari kita kuatkan dan luruskan niat kita untuk senantiasa menegakkan dan mendawamkan sholat tahajud dengan ikhlas agar kita mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah Subhanahu wa ta’alaa. Amin

Kehidupan Setelah Mati (Tahapan Setelah Mati)










Kehidupan Setelah Mati (Tahapan Setelah Mati)

  (Tahapan Perjalanan Manusia Menuju Hari Kebangkitan di Akhirat)
Setelah manusia mati akan mengalami tahapan sbb :
1.Alam Barzakh

Para salaf bersepakat tentang kebenaran adzab dan nikmat yang ada di alam kubur (barzakh) . Nikmat tersebut merupakan nikmat yang hakiki, begitu pula adzabnya, bukan sekedar bayangan atau perasaan sebagaimana diklaim oleh kebanyakan ahli bid’ah. Pertanyaan (fitnah) kubur itu berlaku terhadap ruh dan jasad manusia baik orang mukmin maupun kafir. Dalam sebuah hadits shahih disebutkan Rasulullah SAW selalu berlindung kepada Allah SWT dari siksa kubur. Rasulullah SAW menyebutkan sebagian dari pelaku maksiat yang akan mendapatkan adzab kubur, diantaranya mereka yang

a. Suka mengadu domba
b. Berbuat kebohongan
c. Membaca Al Qur’an tetapi tidak melaksanakan apa yang diperintahkan dan yang dilarang dalam Al’Qur’an
d. Melakukan zina
e. Memakan riba
f. Belum membayar hutang setelah mati (orang yang berhutang akan tertahan tidak masuk surga karena hutangnya)
g.Tidak bersuci setelah buang air kecil, shg masih bernajis
Adapun yang dapat menyelamatkan seseorang dari siksa kubur adalah Shalat wajib, shaum, zakat, dan perbuatan baik berupa kejujuran, menyambung silaturahim, segala perbuatan yang ma’ruf dan berbuat baik kepada manusia , juga berlindung kepada Allah SWT dari adzab kubur.
2. Peniupan Sangkakala
Sangkakala adalah terompet yang ditiup oleh malaikat Israfil yang menunggu kapan diperintahkan Allah SWT. Tiupan yang pertama akan mengejutkan manusia dan membinasakan mereka dengan kehendak Allah SWT, spt dijelaskan pada Al Qur’an :
Dan ditiuplah sangkakala maka matilah semua yang di langit dan di bumi, kecuali apa yang dikehendaki oleh Allah SWT”( QS. Az Zumar :68 ).
Tiupan ini akan mengguncang seluruh alam dengan guncangan yang keras dan hebat sehingga merusak seluruh susunan alam yang sempurna ini. Ia akan membuat gunung menjadi rata, bintang bertabrakan, matahari akan digulung, lalu hilanglah cahaya seluruh benda-benda di alam semesta. Setelah I tu keadaan alam semesta kembali seperti awal penciptaannya.

Allah SWT menggambarkan kedahsyatan saat kehancuran tersebut sebagaimana firman-Nya : “ Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat keras” (QS.Al Hajj:1-2).
Sedangkan pada tiupan sangkakala yang kedua adalah tiupan untuk membangkitkan seluruh manusia ; “Dan tiupan sangkakala (kedua), maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Rabb mereka.(QS. Yaa Siin : 51).

Rasulullah SAW bersabda, “Kemudian ditiuplah sangkakala, dimana tidak seorangpun tersisa kecuali semuanya akan dibinasakan. Lalu Allah SWT menurunkan hujan seperti embun atau bayang-bayang, lalu tumbuhlah jasad manusia.Kemudian sangkakala yang kedua ditiup kembali, dan manusia pun bermunculan (bangkit) dan berdiri”.(HR. Muslim).

3.Hari Berbangkit
“Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakannya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu”. (QS. Al Mujadilah : 6).

4.Padang Mahsyar
(Yaitu) pada hari (ketika ) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit dan mereka semuanya di padang Mahsyar berkumpul menghadap ke hadirat Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”.(QS. Ibrahim:48).
Hasr adalah pengumpulan seluruh mahluk pada hari kiamat untuk dihisap dan diambil keputusannaya. Lamanya di Padang Mahsyar adalah satu hari yang berbanding 50.000 tahun di dunia. Allah berfirman:
Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Rabb dalam sehari yang kadarnya 50.000 tahun.(QS. Al Maarij:4).
Karena amat lamanya hari itu, manusia merasa hidup mereka di dunia ini hanya seperti satu jam saja.

Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) kecuali hanya sesaat saja di siang hari. (QS.Yunus:45).

Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa, bahwa mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat saja” (QS. ArRuum:55).

Adapun orang yang beriman merasakan lama pada hari itu seperti waktu antara dhuhur dan ashar saja. Subhanallah.

Keadaan orang kafir saat itu sebagaimana firman-Nya.”Orang kafir ingin seandainya ia dapat menebus dirinya dari adzab hari itu dengan anak-anaknya, dengan istri serta saudaranya, dan kaum familinya yang melindunginya ketika di dunia, dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya”.(QS.AlMa’arij:11-14).

5. Syafaat
Syafaat ini khusus hanya untuk umat Muslim, dengan syarat tidak berbuat syirik besar yang menyebabkan kepada kekafiran. Adapun bagi orang musyrik, kafir dan munafik, maka tidak ada syafaat bagi mereka.

Syafaat ini diberikan Rasulullah SAW kepada umat Muslim (dengan izin dari Allah SWT).


6. Hisab
Pada tahap (fase) ini, Allah SWT menunjukkan amal-amal yang mereka perbuat dan ucapan yang mereka lontarkan, serta segala yang terjadi dalam kehidupan dunia baik berupa keimanan, keistiqomahan atau kekafiran.

Setiap manusia berlutut di atas lutut mereka. “Dan kamu lihat tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya . Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Jatsiah:28).

Umat yang pertama kali dihisab adalah umat Muhammad SAW, kita umat yang terakhir tapi yang pertama dihisab. Yang pertama kali dihisab dari hak-hak Allah pada seorang hamba adalah Shalatnya, sedang yang pertama kali diadili diantara manusia adalah urusan darah.

Allah SWT mengatakan kepada orang kafir : “Dan kamu tidak melakukan suatu pekerjaan melainkan Kami menjadi saksi atasmu diwaktu kamu melakukannya”.(QS. Yunus:61). Seluruh anggota badan juga akan menjadi saksi.

Allah bertanya kepada hamba-Nya tentang apa yang telah ia kerjakan di dunia : “Maka demi Rabbmu, kami pasti akan menanyai mereka semua tentang apa yang akan mereke kerjakan dahulu”.(Al Hijr:92-93).

Seorang hamba akan ditanya tentang hal : umurnya, masa mudanya, hartanya dan amalnya dan akan ditanya tentang nikmat yang ia nikmati.

7. Pembagian catatan amal
Pada detik-detik terakhir hari perhitungan , setiap hamba akan diberi kitab (amal) nya yang mencakup lembaran-lembaran yang lengkap tentang amalan yang telah ia kerjakan di dunia.

Al Kitab di sini merupakan lembaran-lembaran yang berisi catatan amal yang ditulis oleh malaikat yang ditugaskan oleh Allah SWT.


Manusia yang baik amalnya selama di dunia, akan menerima catatan amal dari sebelah kanan. Sedangkan manusia yang jelek amalnya akan
menerima catatan amal dari belakang dan sebelah kiri, spt pada firman Allah berikut ini:

Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan ia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka ia akan berteriak : “celakalah aku”, dan ia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)”,(QS. Al Insyiqaq:8-12) .

"Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata:"wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini), dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku.Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.Telah hilang kekuasaanku dariku" (Allah berfirman): "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya", kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala".(QS. Al Haqqah:25 31).

8. Mizan
Mizan adalah apa yang Allah letakkan pada hari kiamat untuk menimbang amalan hamba-hamba-Nya. Allah berfirman : “Dan kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah seorang dirugikan walau sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya.Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan”.(QS. Al Anbiya:47)
Setelah tahapan Mizan ini, bagi yang kafir, dan mereka yang melakukan perbuatan syirik akan masuk neraka.

Sedangkan umat muslim lainnya, akan melalui tahap selanjutnya yaitu Telaga

9. Telaga
Umat Muhammad SAW akan mendatangi air pada telaga tsb. Barang siapa minum dari telaga tsb maka ia tidak akan haus selamanya. Setiap Nabi mempunyai telaga masing-masing. Telaga Rasulullah SAW lebih besar, lebih agung dan lebih luas dari yang lain, sebagaimana sabdanya :

Sesungguhnya setiap Nabi mempunyai telaga dan sesungguhnya mereka berlomba untuk mendapatkan lebih banyak pengikutnya di antara mereka dan sesungguhnya Nabi Muhammad mngharapkan agar menjadikan pengikutnya yang lebih banyak (HR. Bukhari Muslim).

Setelah Telaga, umat muslim akan ke tahap selanjutnya yaitu tahap Ujian Keimanan Seseorang. Perlu dicatat bahwa orang kafir dan orang yang berbuat syirik sudah masuk neraka (setelah tahap Mizan, seperti dijelaskan di atas).

10.Ujian Keimanan Seseorang
Selama di dunia, orang munafik terlihat seperti orang beriman karena mereka menampakkan keislamannya. Pada fase inilah kepalsuan iman mereka akan diketahui, diantaranya cahaya mereka redup. Mereka tidak mampu bersujud sebagaimana sujudnya orang mukmin. Saat digiring, orang-orang munafik ini merengek-rengek agar orang-orang mukmin menunggu dan menuntun jalannya.Karena saat itu benar-benar gelap dan tidak ada petunjuk kecuali cahaya yang ada pada tubuh mereka.

Allah SWT berfirman,”Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang beriman:”Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu”.Dikatakan (kepada mereka):”Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)”.Lalu diadakan diantara mereka dinding yang mempunyai pintu.Di sebelah dalamnya ada rahmat da di sebelah luarnya dari situ ada siksa.(QS.Al hadid:13).

Setelah ini umat muslim yang lolos sampai tahap Ujian Keimanan Seseorang ini, akan melalui Shirat.

11. Shirat
Shirath adalah jmbatan yang dibentangkan di atas neraka jahannam, untuk diseberangi orang-orang mukmin menuju Jannah (Surga).

Beberapa Hadits tentang Shirath

Sesungguhnya rasulullah SAW pernah ditanya tentang Shirath, maka beliau berkata :
Tempat menggelincirkan, di atasnya ada besi penyambar dan pengait dan tumbuhan berduri yang besar, ia mempunyai duri yang membahayakan seperti yang ada di Najd yang disebut pohon Sud’an.(HR. Muslim)

“Telah sampai kepadaku bahwasanya shirath itu lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang”. (HR. Muslim)

“Ada yang melewati shirath laksana kejapan mata dan ada yang seperti kilat, ada yang seperti tiupan angina, ada yang terbang seperti burung dan ada yang menyerupai orang yang mengendarai kuda, ada yang selamat seratus persen, ada yang lecet-lecet dan ada juga yang ditenggelamkan di neraka jahannam”. (HR. Bukhari Muslim)

Yang paling pertama menyebarangi shirath adalah Nabi Muhammad SAW dan para pemimpin umat beliau.Beliau bersabda : “Aku dan umatku yang paling pertama yang diperbolehkan melewati shirath dan ketika itu tidak ada seorangpun yang bicara, kecuali Rasul dan Rasul berdo’a ya Allah selamatkanlah, selamatkanlah.(HRBukhari).

Bagi umat muslim yang berhasil melalui shirath tersebut, akan ke tahap selanjutnya jembatan

12. Jembatan
Jembatan disini, bukan shirath yang letaknya di atas neraka jahannam. Jembatan ini dibentangkan setelah orang mukmin berhasil melewati shirath yang berada di atas neraka jahannam.

Rasulullah SAW bersabda : “Seorang mukmin akan dibebaskan dari api neraka, lalu mereka diberhentikan di atas jembatan antara Jannah(surga) dan neraka, mereka akan saling diqhisash antata satu sama lainnya atas kezhaliman mereka di dunia.Setelah mereka bersih dan terbebas dari segalanya, barulah mereka diizinkan masuk Jannah. Demi Dzat yang jiwa Muhammad ditangan-Nya, seorang diantara kalian lebih mengenal tempat tinggalnya di jannah daripada tempat tinggalnya di dunia”.(HR. Bukhari).

Setelah melewati jembatan ini barulah orang mukmin masuk Surga.

Kesimpulan :
Setelah penjelasan di atas tinggal kita menunggu..., apa yang akan kita alami di hari akhir nanti..., tentunya sesuai dengan apa yang kita lakukan di dunia ini…. Semoga Alah SWT memberi kekuatan dan selalu membimbing kita untuk tetap istiqomah di jalan-Nya sehingga dapat mencapai surga-Nya dan dijauhkan dari siksa neraka-Mu ya Allah…….karena kami sangat takut akan siksa neraka-Mu ya Allah……

Strategi Syetan Menjerumuskan Manusia












Strategi Syetan Menjerumuskan Manusia
  
Strategi Setan Menjerumuskan Manusia
Sebelum kita mengetahui strategi setan menjerumuskan manusia, ada baiknya terlebih dahulu mengetahui Visi dan Misi setan.
Visi setan adalah memperbudak manusia dan Misi setan mengkondisikan manusia lupa kepada Alah SWT.

Adapun strategi setan untuk mewujudkan visi dan misinya adalah sbb :

1. Waswasah
Waswasah artinya membisikkan keraguan pada manusia ketika melakukan kebaikan atau amal sholeh. Saat kumandang azan subuh dan tubuh kita masih dililit selimut, terbersit dalam pikiran kita, "Nanti lima menit lagi". Ini adalah waswasah. Kenyataannya bukan lima menit tapi satu jam, akhirnya Sholat Shubuh terlambat bahkan tidak sholat.

2. Tazyin
Tazyin artinya membungkus kemaksiatan dengan kenikmatan. Segala yang berbau maksiat biasanya terlihat indah, Misalnya, mengapa orang yang berpacaran lebih mesra daripada suami-istri? Jalan-jalan saat pacaran lebih mengesankan daripada setelah menikah. Ini karena ada unsur tazyin. Pacaran itu maksiat, sementara nikah itu ibadah. Maksiat disulap oleh setan sehingga terasa lebih indah, nikmat dan mengesankan. Inilah yang disebut strategi tazyin.

3.Tamanni
Tamanni artinya memperdaya manusia dengan khayalan dan angan-angan. Pernahkan terbersit niat akan Shalat Tahjud saat merebahkan badan di tempat tidur? Namun pada jam tiga saat wekwr berbunyi, kita cepat-cepat mematikannya lalu meneruskan tidur.
Pernahkan kita ingin bertobat? Namun pada sat maksiat ada di depan mata, kita tetap saja melakukannya. Ironisnya ini berlangsung berkali-kali. Inilah yang disebut strategi tamanni.

4. A'dawah
A'dawah artinya berusaha menanamkan permusuhan. Setan berikhtiar menumbuhkan permusuhan di anatara manusia. Biasanya permusuhan berawal dari prasangka buruk. Supaya manusia bermusuhan, setan biasanya menumbuhkan prasangka buruk.Karena itu waspadai kalau kita berprasangka buruk pada orang lain, sesungguhnya kita telah terperangkap strategi setan.

5. Takwif
Takwif artinya menakut-nakuti. Pernahkah merasa takut miskin karena menginfakkan sebagian harta, takut disebut sok alim karena datang ke majelis taklim? Kalau kita pernah merasakannya, inilah strategi takhwif.

6. Shaddun
Shaddun artinya berusaha menghalang-halangi manusia menjalankan perintah Allah dengan menggunakan berbagai hambatan. Pernahkah anda merasa malas saat mau melakukan sholat, atau mengantuk saat membacaAl Qur'an meskipun sudah cukup tidur? Ini adalah gejala shaddun dari setan.

7. Wa'dun
Wa'dun artinya janji palsu. Setan berusaha membujuk manusia agar mau mengikutinya dengan memberikan janji-janji yang menggiurkan. Akhirnya manusia mempercayainya. Misalnya, banyak kasus seorang wanita menyerahkan dirinya pada sang pacar karena dijanjikan akan dinikahi, namun setelah hamil sang pacar meninggalkannya begutu saja. Dia tidak mau bertanggung jawab. Inilah contoh wa'dun atau janji palsu dari setan.

8. Kaidun
Kaidun artinya tipu daya. Setan berusaha sekuat tenaga memasang sejumlah perangkap agar manusia terjebak. Pernahkah saat diberi tugas, kita berpikir nanti saja mengerjakannya krn waktu masih lama? Ternyata setelah dekat waktunya kita mengerjakan asal-asalan dan tergesa-gesa sehingga hasilnya tidak optimal atau ada kemunginan pada waktu yang ditentukan pekerjaan tidak selesai. Strategi ini disebut kaidun.
 
9. Nisyan
Nisyan artinya lupa. Sesungguhnya lupa itu adalah hal yang manusiawi. Lupa memang sesuatu hal yang manusiawi, tetapi setan berusaha agar manusia menjadikan lupa sebagai alasan untuk menutupi tanggung jawab. Pernahkan kita lupa menunaikan janji? lupa sholat? Kalau sesekali itu bisa disebut manusiawi, tetapi kalau sering dilakukan berarti terjebak strategi nisyan.

Demikian ringkasan tentang strategi setan. Semoga kita dapat mencermati dan berusaha agar tidak terjebak strategi setan laknatullah (setan yang dilaknat Allah)

Rahmat Dibalik Cobaan (Ridho Menerima Ketetapan Illahi)















Rahmat Dibalik Cobaan (Ridho Menerima Ketetapan Illahi)

  Firman Allah SWT, pada Al-Baqarah:156-157  :Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan : Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun (arti:sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka ialah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al-Baqarah : 156-157) 

Tujuan musibah atau cobaan yang diturunkan Allah kepada hamba-Nya adalah :

1.
       Untuk membersihkan dan memilih, mana orang mukmin yang sejati dan mana yang munafik.
2.
       Untuk mengangkat derajat serta menghapuskan dosa.
3.
       Untuk melihat sejauh mana kesabaran dan ketaatan seorang hamba.
4.
       Untuk membentuk dan mendidik manusia, sehingga menjadi umat dgn keimanan yang tinggi.
5.
       Sebagai latihan supaya manusia terbiasa menerima berbagai ujian, dengan demikian akan bertambah kesabaran, kuat cita-cita dan tetap pendiriannya.

Bagi orang yang terkena musibah, hendaklah ia kembali kepada kalimah yang penuh dengan arti kebaikan dan keberkahan, sebab firman Allah SWT : “Inna Lillahi”  mengandung arti ketauhidan serta pengakuan akan kehambaan, sedangkan firman-Nya : “Wa inna ilaihi raji’un” adalah sebagai pengakuan, bahwa Allah-lah yang menjadikan kita binasa dan Dia pula yang akan membangkitkan kita kembali.

Obat Bagi Orang yang Terkena Musibah

Firman Allah SWT, yang artinya :“Berilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang ketika ditimpa musibah, mereka berkata :”Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada-Nya kita kembali” (Al-Baqarah : 155-156).

Ayat diatas mengandung dua perkara yang sangat besar :

Pertama, orang yang ditimpa musibah akan menyadari dengan sebenar-benarnya bahwa dirinya, keluarganya, hartanya, anaknya adalah milik Allah SWT.

Kedua, sesungguhnya asal diri seorang hamba dan kembalinya adalah kepada Allah SWT semata.

Beberapa cara untuk menyembuhkan perasaan susah ketika ditimpa musibah adalah: 
  1. Hendaklah selalu memperhatikan Al-Quran dan Sunnah, yaitu memperhatikan apa yang terkandung dalam firman Allah SWT dan Sunnah Rasul-Nya, dimana Allah SWT akan memberikan pahala yang sangat besar terhadap orang yang sabar dan rela menerima cobaannya. Disamping itu, orang yang terkena musibah sebaiknya memandang/ mengingat orang lain yang senasib dengannya dan juga orang lain yang mengalami cobaan yang lebih berat.
  2. Selalu melihat dengan mata hati, bahwa sesungguhnya kepahitan yang dialami di dunia ini adalah kemanisan di  alam akhirat dan kemanisan di dunia adalah kepahitan di akhirat.
  3. Selalu memohon kepada Allah SWT dan bertawakal kepada-Nya. Bagi orang yang terkena musibah, hendaklah ia memohon pertolongan dari Allah SWT dan bertawakal kepada-Nya, serta melihat keagungan-Nya, termasuk juga memohon pertolongan dalam menghadapi musibah dengan penuh kesabaran dan senantiasa mengerjakan sholat.
  4. Selalu mengingati musibah lama dan mengulangi ucapan Inna Lillahi Wa inna ilaihi raji’un
  5. Hendaklah selalu membedakan dua macam kenikmatan, yaitu kenikmatan di dunia yang fana dan kenikmatan di akhirat yang kekal abadi.
  6. Hendaklah selalu menguatkan keyakinan diri dengan menyadari bahwa semua musibah adalah kehendak Allah dengan tujuan untuk menguji ketabahan serta keikhlasan hati seseorang saat menerima musibah
  7. Hendaklah menyadari bahwa dunia adalah tempat cobaan.
  8. Memohon kepada Allah SWT dari godaan syaitan.
    Bagi orang yang dalam keadaan sakit atau kesusahan lainnya, syetan akan selalu berusaha mengganggu dan membisikkan dengan berbagai macam godaan. Tujuan syetan berbuat demikian agar seseorang merasa marah kepada Allah SWT dan enggan utk bertemu denga-Nya.bahkan sangat diinginkan oleh syetan, agar keluar ucapan atau ungkapan dari mulut seseorang, kata-kata kemarahan serta kata-kata ketidakrelaan lainnya. Jika ini berhasil, syetan akan sangat bergembira  karena telah berhasil menggoda dan menyesatkan orang tersebut.
  9. Menyadari hikmah musibah, dimana jika di dunia tidak ada musibah atau cobaan yang diberikan Allah, pastilah manusia akan dihinggapi penyakit sombong, berkuasa bahkan keras hati.
  10. Senantiasa mengobati diri dengan ajaran agama. Dalam menghadapi musibah, siapkan diri dengan pengetahuan keagamaan yang baik. Dengan pengetahuan agama yang baik dan dengan keimanan yang tinggi. Pada waktu  ditimpa musibah walau bagaimanapun besarnya, ia tidak akan melakukan hal yang tidak terpuji dan mengembalikan semuanya kepada Allah SWT.
  11. Selalu berzikir kepada Allah SWT
    Bagi orang yang terkena musibah, baik musibah tersebut menimpa dirinya, anaknya atau keluarganya, hendaklah ia memperbanyak berzikir kepada Allah SWT buka dengan mengeluh dan sikap negatif lainnya.
  12. Menyadari bahwa keluh kesah akan menambah musibah.
    Bagi orang yang ditimpa musibah hendaklah menyadari bahwa jika ia berkeluh kesah, akan membuat musuh-musuhnya merasa gembira, juga syetan akan menggodanya utk makin berkeluh kesah serta Allah SWT akan murka kepadanya bahkan pahalanya akan terhapus.
  13. Menyadari bahwa Allah SWT tidak mengecewakan hamba-Nya.
    Bagi orang yang ditimpa musibah hendaklah menyadari bahwa apabila ia sabar serta penuh keimanan kepada Allah SWT dan mengharapkan gantinya kepada Allah SWT  terhadap sesuatu yang hilang darinya, niscaya Allah tidak akan mengecewakan harapannya itu.
  14. Mencontoh orang yang tabah pada waktu menerima musibah.
    Orang-orang yang kuat keimanannya akan meyakini betapa besarnya pahala bagi orang yang tabah dalam menerima cobaan dari Allah SWT. Dan Allah SWT akan sangat menyayangi hamba-Nya yang tabah menerima musibah
    Kembalikan dan pasrahkan semuanya kepada Allah SWT….Insya Allah kita menjadi orang yang selalu di jalan-Nya…….untuk menggapai surga-Nya.

Renungan Kehidupan











Renungan Kehidupan
  
Setelah  sholat malam…, ditengah keheningan malam…coba diri ini merenung…tentang :

1.Kepala kita! Apakah ia sudah kita tundukkan, rukukkan dan sujudkan dengan segenap kepasrahan seorang hamba yang  tiada daya di hadapan Allah Yang Maha Perkasa, atau ia tetap tengadah dengan segenap keangkuhan, kecongkakan dan kesombongan seorang manusia?

2. Mata kita! Apakah ia sudah kita gunakan untuk menatap keindahan dan keagungan ciptaan-ciptaan Allah Yang Maha Kuasa, atau kita gunakan untuk melihat segala pemandangan dan kemaksiatan yang dilarang?

3. Telinga Kita! Apakah ia sudah kita gunakan untuk mendengarkan suara adzan, bacaan Al Qur’an, seruan kebaikan, atau kita gunakan utk mendengarkan suara-suara yang sia-sia tiada bermakna?

4. Hidung Kita! Apakah sudah kita gunakan untuk mencium sajadah yang terhampar di tempat sholat, mencium anak-anak tercinta serta mencium kepala anak-anak yatim piatu  yang sangat kehilangan kedua orangtuanya dan sangat mendambakan cinta bunda dan ayahnya?

5. Mulut kita! Apakah sudah kita gunakan untuk mengatakan kebenaran dan kebaikan, nasehat-nasehat bermanfaat serta kata-kata bermakna atau kita gunakan untuk mengatakan kata-kata tak berguna dan berbisa, mengeluarkan tahafaul lisan alias penyakit lisan seperti: bergibah, memfitnah, mengadu domba, berdusta bahkan menyakiti hati sesama?

6. Tangan Kita! Apakah sudah kita gunakan utk bersedekah kepada dhuafa, membantu sesama yang kena musibah, membantu sesama yang butuh bantuan, mencipta karya yang berguna bagi ummat atau kita gunakan untuk mencuri, korupsi, menzalimi orang lain serta merampas hak-hak serta harta orang yang tak berdaya?

7. Kaki Kita! Apakah sudah kita gunakan untuk melangkah ke tempat ibadah, ke tempat menuntut ilmu bermanfaat, ke tempat-tempat pengajian yang kian mendekatkan perasaan kepada Allah Yang Maha Penyayang atau kita gunakan untuk melangkah ke tempat maksiat dan kejahatan?

8. Dada Kita! Apakah didalamnya tersimpan perasaan yang lapang, sabar, tawakal dan keikhlasan serta perasaan selalu bersyukur kepada Allah Yang Maha Bijaksana, atau di dalamnya tertanam ladang jiwa yang tumbuh subur daun-daun takabur, biji-biji bakhil, benih iri hati dan dengki serta pepohonan berbuah riya?

9. Perut kita! Apakah didalamnya diisi oleh makanan halal dan makanan yang diperoleh dengan cara yang halal sehingga semua terasa nikmat dan barokah. Atau didalamnya diisi oleh makanan yang diperoleh dengan cara yang tidak halal, dengan segala ketamakan dan kerakusan  kita?  

10. Diri kita! Apakah kita sering tafakur, tadabur, dan selalu bersyukur atas karunia yang kita terima dari Allah Yang Maha Perkasa?

Syirik Dosa Tak Terampuni











Syirik  Dosa Tak Terampuni
   

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabat dan seluruh pengikut mereka yang setia. Amma ba’du, sesungguhnya sebenar-benar ucapan adalah Kitabullah. Sebaik-baik jalan adalah jalan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek urusan adalah bid’ah. Dan setiap bid’ah pasti sesat.

Para pembaca yang budiman, Allah ta’ala berfirman di dalam kitabnya yang mulia,
إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya dan Dia akan mengampuni dosa lainnya yang berada di bawah tingkatannya bagi siapa saja yang dikehendaki oleh-Nya.” (QS. An Nisaa’: 116)

Pengertian dan Ruang lingkup Syirik
Syirik adalah menyamakan antara selain Allah dengan Allah ta’ala dalam perkara yang termasuk kategori kekhususan yang hanya dimiliki oleh Allah ta’ala saja. Kekhususan Allah itu meliputi tiga hal utama, Pertama; hak rububiyah, seperti mencipta, mengatur alam, menguasainya, mengabulkan do’a dan lain-lain. Kedua; hak uluhiyah, seperti berhak untuk diibadahi, menjadi tujuan do’a, permintaan tolong, permintaan perlindungan, tujuan dalam melaksanakan persembahan atau sembelihan, menjadi tujuan harapan, rasa takut dan kecintaan yang disertai dengan ketundukkan. Ketiga, hak kesempurnaan Nama-nama dan Sifat-sifat, seperti menyandang nama Allah, Ar Rabb dan Ar Rahman, atau memiliki sifat mengetahui yang Gaib, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Mengetahui, yang tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya. Jadi kesyirikan itu bisa terjadi dalam hal rububiyah, uluhiyah maupun nama dan sifat-Nya.
Syaikh Al Albani rahimahullah mengatakan, “Barang siapa yang bisa membersihkan diri dari ketiga macam syirik ini dalam penghambaaan dan tauhidnya kepada Allah, dia mengesakan Zat-Nya, beribadah hanya kepada-Nya dan mengesakan sifat-sifatNya, maka dialah muwahhid sejati. Dialah pemilik berbagai keutamaan khusus yang dimiliki oleh kaum yang bertauhid. Dan barangsiapa yang kehilangan salah satu bagian darinya maka kepadanyalah tertuju ancaman yang terdapat dalam firman Allah ta’ala, semacam, “Sungguh jika kamu berbuat syirik niscaya akan terhapus seluruh amalmu dan kamu benar-benar termasuk orang yang merugi”. Camkanlah perkara ini, sebab inilah perkara terpenting dalam masalah akidah…” (Al ‘Aqidah Ath Thahawiyah, Syarh wa Ta’liq, hal. 17-18) Adapun yang sering disebut dengan syirik saja oleh para ulama maka yang dimaksud adalah syirik dalam hal uluhiyah/ibadah, dan inilah yang akan kita bicarakan sekarang. Yaitu syirik dalam hal ibadah.

Dahsyatnya Bahaya Kesyirikan
Berikut ini beberapa dalil dari Al Quran maupun As Sunnah yang hendaknya kita perhatikan dengan seksama. Dalil-dalil itu akan menggambarkan kepada kita sebuah gambaran mengerikan dan sangat menakutkan tentang dahsyatnya bahaya kesyirikan. Semoga Allah menyelamatkan diri kita darinya.
Pertama, Dosa syirik tidak akan diampuni oleh Allah. Allah ta’ala berfirman,
إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya, dan Dia akan mengampuni dosa lain yang berada di bawah tingkatan syirik bagi siapa saja yang dikehndaki oleh-Nya.” (QS. An Nisaa’: 48 dan 116)
Kedua, Allah mengharamkan surga dimasuki oleh orang yang berbuat syirik. Allah ta’ala berfirman,
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
“Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sesungguhnya Allah telah mengharamkan surga baginya dan tempat kembalinya adalah neraka, dan tiada seorang penolongpun bagi orang-orang zhalim tersebut.” (QS. Al Maa’idah: 72)
Ketiga, seorang musyrik akan kekal berada di dalam siksa neraka. Allah ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُوْلَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari kalangan ahli kitab dan orang-orang musyrik berada di dalam neraka Jahannam dan kekal di dalamnya, mereka itulah sejelek-jelek ciptaan.” (QS. Al Bayyinah: 6)
Keempat, dosa kesyirikan akan menghapuskan semua pahala amal shalih, betapapun banyak amal tersebut. Allah ta’ala berfirman,
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada para Nabi sebelum engkau, ‘Jika kamu berbuat syirik maka pastilah seluruh amalmu akan lenyap terhapus dan kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az Zumar: 65)
Kelima, syirik adalah kezhaliman yang paling zalim. Allah ta’ala berfirman,
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya syirik itu adalah kezhaliman yang sangat besar.” (QS. Luqman: 13)
Allah ta’ala juga berfirman,
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ
“Sungguh Kami telah mengutus para utusan Kami dengan keterangan-keterangan, dan Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca supaya manusia menegakkan keadilan.” (QS. Al Hadiid: 25)
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Allah memberitakan bahwa Dia mengutus para Rasul-Nya, menurunkan kitab-kitabNya agar manusia menegakkan yaitu keadilan. Salah satu di antara keadilan yang paling agung adalah tauhid. Ia adalah pokok terbesar dan pilar penegak keadilan. Sedangkan syirik adalah kezaliman yang sangat besar. Sehingga syirik merupakan kezaliman yang paling zalim, sedangkan tauhid merupakan keadilan yang paling adil…” (Ad Daa’ wad Dawaa’, hal. 145)
Keenam, syirik merupakan dosa terbesar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabatnya yang artinya, “Maukah kalian aku kabarkan tentang dosa-dosa yang paling besar?” (beliau ulangi pertanyaan itu tiga kali) Maka para sahabat menjawab, “Mau ya Rasulullah.” Lalu beliau bersabda, “Berbuat syirik terhadap Allah dan durhaka kepada kedua orang tua…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketujuh, orang yang berbuat syirik sehingga murtad maka menurut ketetapan syariat Islam dia berhak dihukum bunuh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Tidak halal menumpahkan darah seorang muslim kecuali dengan satu di antara tiga penyebab: seorang yang sudah menikah tapi berzina, seorang muslim yang membunuh saudaranya (seagama) atau orang yang meninggalkan agamanya sengaja memisahkan diri dari jama’ah (murtad dari Islam).” (HR. Bukhari dan Muslim). Beliau juga bersabda, “Barang siapa yang mengganti agamanya maka bunuhlah dia.” (HR. Ahmad dan Bukhari)
Kedelapan, amal yang tercampur dengan syirik akan sia-sia dan sirna sebagaimana debu-debu yang beterbangan disapu oleh angin. Allah ta’ala berfirman,
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاء مَّنثُوراً
“Dan Kami akan hadapi semua amal yang pernah mereka amalkan (sewaktu di dunia) kemudian Kami jadikan amal-amal itu sia-sia seperti debu-debu yang beterbangan.” (QS. Al Furqan: 23)
Kesembilan, orang yang berbuat syirik dalam beramal maka dia akan ditelantarkan oleh Allah. Allah ta’ala berfirman dalam sebuah hadits qudsi yang artinya, “Aku adalah Zat yang Maha Kaya dan paling tidak membutuhkan sekutu, oleh sebab itu barang siapa yang beramal dengan suatu amalan yang dia mempersekutukan sesuatu dengan-Ku di dalam amalnya itu maka pasti Aku akan telantarkan dia bersama kesyirikannya itu.” (HR. Muslim)
Kesepuluh, bahaya syirik lebih dikhawatirkan oleh Nabi daripada bahaya Dajjal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Maukah kalian aku beritahukan tentang sesuatu yang paling aku khawatirkan mengancam kalian dalam pandanganku dan lebih menakutkan daripada Al Masih Ad Dajjal?” Maka para sahabat menjawab, ”Mau (ya Rasulullah).” Beliau pun bersabda, “Yaitu syirik yang samar. Apabila seseorang mendirikan shalat sambil membagus-baguskan shalatnya karena dia melihat ada orang lain yang memperhatikan shalatnya.” (HR. Ahmad)
Kesebelas, syirik kecil adalah dosa yang sangat dikhawatirkan terjadi pada generasi terbaik yaitu para sahabat radhiallahu ‘anhum. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda yang artinya, “Sesuatu yang paling aku khawatirkan menimpa kalian adalah syirik kecil.” Maka beliau pun ditanya tentangnya. Sehingga beliau menjawab, “Yaitu riya’/ingin dilihat dan dipuji orang.” (HR. Ahmad, dishahihkan Al Albani dalam Ash Shahihah no. 951 dan Shahihul Jami’ no. 1551)
Kedua belas, Syirik adalah bahaya yang sangat dikhawatirkan oleh bapak para Nabi yaitu Ibrahim ‘alaihis salam akan menimpa pada dirinya dan pada anak keturunannya. Allah ta’ala mengisahkan doa yang dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim di dalam ayat-Nya,
رَبِّ اجْعَلْ هَـذَا الْبَلَدَ آمِناً وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ
“Dan jauhkanlah aku dan anak keturunanku dari penyembahan kepada arca-arca.” (QS. Ibrahim: 35)
Ibrahim At Taimi mengatakan, “Lalu siapakah orang selain Ibrahim yang bisa merasa aman dari ancaman bencana (syirik)?!” Syaikh Abdurrahman bin Hasan rahimahullah berkata, “Maka tidak ada lagi yang merasa aman dari terjatuh dalam kesyirikan kecuali orang yang bodoh tentangnya dan juga tidak memahami sebab-sebab yang bisa menyelamatkan diri darinya; yaitu ilmu tentang Allah, ilmu tentang ajaran Rasul-Nya yaitu mentauhidkan-Nya serta larangan dari perbuatan syirik terhadapnya.” (Fathul Majid, hal. 72).
Ketiga belas, orang yang mati dalam keadaan masih musyrik maka pasti masuk neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Barang siapa yang menjumpai Allah (mati) dalam keadaan mempersekutukan sesuatu dengan-Nya maka pasti masuk neraka.” (HR. Muslim)
Keempat belas, orang yang berbuat syirik maka amalnya tidak akan diterima. Allah ta’ala berfirman,
فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاء رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً
“Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya hendaklah dia beramal shalih dan tidak mempersekutukan apapun dengan Allah dalam beribadah kepada tuhannya itu.” (QS. Al Kahfi: 110)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata sembari menukilkan ayat, “[Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya] artinya barangsiapa yang menginginkan pahala dan balasan kebaikan dari-Nya, [maka hendaklah dia beramal shalih], yaitu amal yang sesuai dengan syariat Allah. [dan dia tidak mempersekutukan apapun dalam beribadah kepada kepada Tuhannya] Artinya dia adalah orang yang hanya mengharapkan wajah Allah saja dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Inilah dua buah rukun diterimanya amalan. Suatu amal itu harus ikhlas untuk Allah dan benar yaitu berada di atas tuntunan syariat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Tafsir Ibnu Katsir, 5/154). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda yang artinya, “Barang siapa yang mendatangi paranormal kemudian menanyakan sesuatu kepadanya maka shalatnya tidak akan diterima selama 40 malam.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Kelima belas, seorang mujahid, da’i atau ahli baca Quran serta dermawan yang terjangkiti kesyirikan maka akan diadili pertama kali pada hari kiamat dan kemudian dibongkar kedustaannya lalu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan wajahnya tertelungkup dan diseret oleh Malaikat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sesungguhnya orang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah seseorang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan kemudian ditampakkan kepadanya nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya maka dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apa yang kamu lakukan dengannya?” Dia menjawab, “Aku berperang untuk-Mu sampai aku mati syahid.” Allah berfirman, “Engkau dusta, sebenarnya engkau berperang karena ingin disebut sebagai pemberani. Dan itu sudah kau dapatkan.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka. Kemudian ada seseorang yang telah mendapatkan anugerah kelapangan harta. Dia didatangkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang diperolehnya. Maka dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apakah yang sudah kamu perbuat dengannya?” Dia menjawab, “Tidaklah aku tinggalkan suatu kesempatan untuk menginfakkan harta di jalan-Mu kecuali aku telah infakkan hartaku untuk-Mu.” Allah berfirman, “Engkau dusta, sebenarnya engkau lakukan itu demi mendapatkan julukan orang yang dermawan, dan engkau sudah memperolehnya.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka. Kemudian seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya dan juga membaca Al Quran. Dia didatangkan kemudian ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sudah didapatkannya dan dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apakah yang sudah kau perbuat dengannya ?” Maka dia menjawab, “Aku menuntut ilmu, mengajarkannya dan membaca Al Quran karena-Mu.” Allah berfirman, ”Engkau dusta, sebenarnya engkau menuntut ilmu supaya disebut orang alim. Engkau membaca Quran supaya disebut sebagai Qari’.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)
Keenam belas, orang yang berbuat syirik akan merasa kecanduan dengan sesembahannya dan ditelantarkan oleh Allah. Abdullah bin ‘Ukaim meriwayatkan secara marfu’ (sampai kepada Nabi) bahwasanya beliau bersabda, “Barang siapa yang menggantungkan sesuatu (jimat dan semacamnya, red) maka dia akan dibuat bersandar dan tergantung kepadanya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi, dinilai hasan Al Arna’uth dalam Takhrij Jami’ul Ushul 7/575)
Ketujuh belas, orang yang menyembah selain Allah adalah orang paling sesat sejagad raya. Allah ta’ala berfirman,
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّن يَدْعُو مِن دُونِ اللَّهِ مَن لَّا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَومِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَن دُعَائِهِمْ غَافِلُ وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاء وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ
“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyeru kepada sesembahan-sesembahan selain Allah, sesuatu yang jelas-jelas tidak dapat mengabulkan doa hingga hari kiamat, dan sesembahan itu juga lalai dari doa yang mereka panjatkan. Dan apabila umat manusia nanti dikumupulkan (pada hari kiamat) maka sesembahan-sesembahan itu justru akan menjadi musuh serta mengingkari peribadatan yang dilakukan oleh para pemujanya.” (QS. Al Ahqaf: 5-6)
Kedelapan belas, orang yang berbuat syirik adalah sosok-sosok manusia yang sangat dungu lagi tidak mau mengambil pelajaran. Allah ta’ala berfirman,
وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّن نَّزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ مِن بَعْدِ مَوْتِهَا لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ
“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka; Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?” Tentu mereka akan menjawab, “Allah”, Katakanlah, “Segala puji bagi Allah.” tetapi kebanyakan mereka tidak memahaminya.” (QS. Al ‘Ankabut: 63)
Allah juga berfirman,
أَيُشْرِكُونَ مَا لاَ يَخْلُقُ شَيْئاً وَهُمْ يُخْلَقُونَ وَلاَ يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْراً وَلاَ أَنفُسَهُمْ يَنصُرُونَ
“Apakah mereka itu mau mempersekutukan (dengan Allah) sesuatu yang tidak bisa menciptakan apa-apa dan mereka sendiri pun sebenarnya diciptakan, mereka juga tidak sanggup memberikan sedikitpun pertolongan dan tidak bisa pula menolong diri mereka sendiri.” (QS. Al A’raaf: 191-192)
Allah jalla wa ‘ala juga berfirman,
وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِن قِطْمِيرٍ إِن تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ
“Dan sesembahan-sesembahan selain-Nya yang kalian seru itu tidak bisa menguasai setipis kulit ari sekalipun. Jika kalian menyeru mereka (berhala), maka mereka itu tidak bisa mendengar doa kalian. Dan seandainya mereka itu bisa mendengar maka mereka juga tidak akan bisa mengabulkan permintaan kalian, dan pada hari kiamat nanti mereka akan mengingkari perbuatan syirik kalian, dan tiada yang bisa menyampaikan kepadamu tentang hakikat segala hal sebagaimana (Allah) Zat yang maha mengetahui.” (QS Faathir: 13-14)
Kesembilan belas, orang yang berbuat syirik adalah orang yang berkepribadian rendah dan tidak yakin dengan kemahakuasaan Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Thiyarah (menganggap sial karena melihat, mendengar atau mengetahui sesuatu) adalah syirik. Thiyarah adalah syirik…” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, hadits hasan shahih, lihat Al Jadid, hal. 259)
Kedua puluh, amalan orang yang berbuat syirik atau mengangkat thaghut (sesuatu yang disembah, ditaati atau diikuti sehingga menjadi sosok tandingan bagi Allah) akan berubah menjadi penyesalan abadi di akhirat kelak. Allah ta’ala berfirman,
إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُواْ مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُواْ وَرَأَوُاْ الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الأَسْبَابُ وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُواْ لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّؤُواْ مِنَّا كَذَلِكَ يُرِيهِمُ اللّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ وَمَا هُم بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ
“(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan ketika segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti; “Seandainya kami dapat kembali ke dunia, pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.” Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluardari api neraka.” (QS. Al Baqarah: 166-167)
Kedua puluh satu, orang yang berbuat syirik sehingga mencintai sesembahan atau pujaannya sebagai sekutu dalam hal cinta ibadah maka dia tidak akan bisa merasakan manisnya iman. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Ada tiga ciri, barang siapa yang memilikinya maka dia akan bisa merasakan manisnya iman: (1) Apabila Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai olehnya daripada segala sesuatu selain keduanya. (2) Apabila dia bisa mencintai seseorang hanya karena Allah saja. (3) Apabila dia merasa begitu benci untuk kembali dalam kekafiran setelah Allah selamatkan dirinya darinya sebagaimana orang yang tidak mau dilemparkan ke dalam kobaran api.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kedua puluh dua, orang yang berbuat syirik maka tidak akan diberikan kecukupan oleh Allah. Allah ta’ala berfirman,
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْراً
“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah (bertauhid dan tidak menyandarkan hatinya kepada selain Allah) maka Allah akan mencukupinya. Sesungguhnya Allah akan menyelesaikan urusannya, dan Allah telah menentukan takdir dan ketentuan waktu bagi segala sesuatu.” (QS. Ath Thalaq: 3)
Kedua puluh tiga, celakalah budak harta benda dan pemuja mode busana. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Binasalah hamba dinar, hamba dirham, hamba Khamishah, hamba Khamilah. Jika dia diberi maka dia senang tapi kalau tidak diberi maka dia murka. Binasalah dan rugilah dia…” (HR. Bukhari)
Khamishah adalah kain dari bahan sutera atau wol yang bercorak, sedangkan Khamilah adalah kain beludru (lihat Al Jadid, hal. 330 dan Fathul Majid, hal. 365).
Syaikh Muhammad bin Abdul ‘Aziz Al Qar’awi mengatakan, “Hadits itu menunjukkan bahwasanya barang siapa yang menjadikan (kesenangan) dunia sebagai tujuan akhir kehidupan serta puncak cita-citanya maka sesungguhnya dia telah menyembahnya dan mengangkatnya sebagai sekutu selain Allah.” (Al Jadid, hal. 332).
Kedua puluh empat, orang yang berbuat syirik pasti akan tertimpa bencana atau siksa yang sangat pedih dan menyakitkan. Allah ta’ala berfirman,
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Maka hendaklah merasa takut orang-orang yang menyelisihi urusan Rasul kalau-kalau mereka itu akan tertimpa fitnah (bala/bencana) atau siksa yang sangat pedih.” (QS. An Nuur: 63)

Kemaksiatan dan Pengaruhnya







Kemaksiatan dan Pengaruhnya
 
Sesungguhnya seorang hamba jika melakukan dosa, maka terbentuklah noda hitam dalam hatinya. Jika ia melepaskan dosa, istighfar dan taubat, bersihlah hatinya. Ketika mengulangi dosa lagi, bertambahlah noda hitamnya, sehingga menguasai hati. Itulah Roon (rona) yang disebutkan dalam Al-Qur’an, “Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (HR At-Tirmidzi).
Maksiat dan dosa mempunyai pengaruh yang sangat dahsyat dalam kehidupan umat manusia. Bahayanya bukan hanya berpengaruh di dunia tetapi sampai dibawa ke akhirat. Bukankah Nabi Adam a.s. dan istrinya Siti Hawwa dikeluarkan dari surga dan diturunkan ke dunia karena dosa yang dilakukannya? Dan demikianlah juga yang terjadi pada umat-umat terdahulu.
Disebabkan karena dosa, penduduk dunia pada masa Nabi Nuh a.s. dihancurkan oleh banjir yang menutupi seluruh permukaan bumi. Karena maksiat, kaum ‘Aad diluluhlantakkan oleh angin puting beliung. Karena ingkar pada Allah, kaum Tsamud ditimpa oleh suara yang sangat keras memekakkan telinga sehingga memutuskan urat-urat jantung mereka dan mati bergelimpangan. Karena perbuatan keji kaum Luth, buminya dibolak-balikkan dan semua makhluk hancur, sampai malaikat mendengar lolongan anjing dari kejauhan. Kemudian diteruskan dengan hujan bebatuan dari langit yang melengkapi siksaan bagi mereka. Dan kaum yang lain akan mendapatkan siksaan yang serupa. Jika tidak terjadi di dunia, maka di akhirat akan lebih pedih lagi. (Al-An’am: 6)
Desember 2005 dunia juga baru menyaksikan musibah yang maha dahsyat terjadi di Asia: Tsunami menghancurkan ratusan ribu umat manusia. Terbesar menimpa Aceh. Semua itu harus menjadi pelajaran yang mendalam bagi seluruh umat manusia, bahwa Allah Maha Kuasa. Disebutkan dalam musnad Imam Ahmad dari hadits Ummu Salamah, Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Jika kemaksiatan sudah mendominasi umatku, maka Allah meratakan adzab dari sisi-Nya”. Saya berkata, “Wahai Rasulullah, bukankah di antara mereka ada orang-orang shalih?” Rasulullah menjawab,”Betul.” “Lalu bagaimana dengan mereka?” Rasul menjawab, “Mereka akan mendapat musibah sama dengan yang lain, kemudian mereka mendapatkan ampunan dan keridhaan Allah.”
Akar Kemaksiatan
Semua kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia, baik yang besar maupun yang kecil, bermuara pada tiga hal. Pertama; terikatnya hati pada selain Allah, kedua; mengikuti potensi marah, dan ketiga; mengikuti hasrat syahwat. Ketiganya adalah syirik, zhalim, dan keji. Puncak seseorang terikat pada selain Allah adalah syirik dan menyeru pada selain Allah. Puncak seseorang mengikuti amarah adalah membunuh; dan puncak seseorang menuruti syahwat adalah berzina. Demikianlah Allah swt. menggabungkan pada satu ayat tentang sifat ‘Ibadurrahman, ”Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).” (Al-Furqaan: 68)
Dan ciri khas kemaksiatan itu saling mengajak dan mendorong untuk melakukan kemaksiatan yang lain. Orang yang berzina maka zina itu dapat menyebabkan orang melakukan pembunuhan; dan pembunuhan dapat menyebabkan orang melakukan kemusyrikan. Dan para pembuat kemaksiatan saling membantu untuk mempertahankan kemaksiatannya. Setan tidak akan pernah diam untuk menjerumuskan manusia untuk melakukan dosa dan kemaksiatan. Setan senantiasa mengupayakan tempat-tempat yang kondusif untuk menjadi sarang kemaksiatan.
Oleh karena itu agar terhindar dari jebakan kemaksiatan, manusia harus melakukan lawan dari ketiganya, yaitu: pertama; menguatkan keimanan dan hubungan hati dengan Allah swt. dengan senantiasa mengikhlaskan segala amal perbuatan hanya karena Allah. Kedua; mengendalikan rasa marah, karena marah merupakan pangkal sumber dari kezhaliman yang dilakukan oleh manusia. Dan ketiga; menahan diri dari syahwat yang menggoda manusia sehingga tidak jatuh pada perbuatan zina.
Pengaruh Maksiat
Seluruh manusia mengakui bahwa kesalahan yang terkait dengan hubungan antar manusia di dunia secara umum dapat mengakibatkan kerusakan secara langsung. Orang-orang yang membabat hutan hingga gundul akan menyebabkan kerusakan lingkungan, longsor, dan kebanjiran. Sopir yang mengendalikan mobilnya secara ugal-ugalan dan melintasi rel kereta yang dilalui kereta, berakibat sangat parah, ditabrak oleh kereta. Orang yang membunuh orang tanpa hak, maka dia akan senantiasa dalam kegelisahan dan penderitaan. Orang yang senantiasa bohong, hidupnya tidak akan merasa tenang.
Dan pada dasarnya pengaruh kesalahan, dosa, dan kemaksiatan bukan saja yang terkait antar sesama manusia, tetapi antara manusia dengan Allah. Siapakah orang yang paling zhalim, ketika mereka diberi rezki oleh Allah dan hidup di bumi Allah kemudian menyekutukan Allah, tidak mentaati perintah-Nya, dan melanggar larangan-Nya. Jika kesalahan yang dibuat antar sesama manusia akan menimbulkan bahaya, maka kesalahan akibat tidak melaksanakan perintah Allah atau melanggar larangan-Nya, maka akan lebih berbahaya lagi, di dunia sengsara dan di akhirat disiksa. “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”
Beberapa pengaruh maksiat diantaranya:
1. Lalai dan keras hati
Al-Qur’an menyebut bahwa orang-orang yang bermaksiat hatinya keras membatu. “Karena mereka melanggar janjinya, kami kutuki mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membatu. mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka Telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ma-idah: 13)
Berkata Ibnu Mas’ud r.a., “Saya menyakini bahwa seseorang lupa pada ilmu yang sudah dikuasainya, karena dosa yang dilakukan.”
Orang yang banyak berbuat dosa, hatinya keras, tidak sensitif, dan susah diingatkan. Itu suatu musibah besar. Bahkan disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa orang yang senantiasa berbuat dosa, hatinya akan dikunci mati, sehingga keimanan tidak dapat masuk, dan kekufuran tidak dapat keluar.
2. Terhalang dari ilmu dari rezeki
Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba diharamkan mendapat rezeki karena dosa yang dilakukannya” (HR Ibnu Majah dan Hakim)
Berkata Imam As-Syafi’i, “Saya mengadu pada Waqi’i tentang buruknya hafalanku. Beliau menasihatiku agar meninggalkan maksiat. Dan memberitahuku bahwa ilmu adalah cahaya. Dan cahaya Allah tidak diberikan kepada orang yang bermaksiat.”
Orang yang banyak melakukan dosa waktunya banyak dihabiskan untuk hal-hal yang sepele dan tidak berguna. Tidak untuk mencari ilmu yang bermanfaat, tidak juga untuk mendapatkan nafkah yang halal. Banyak manusia yang masuk dalam model ini. Banyak yang menghabiskan waktunya di meja judi dengan menikmati minuman haram dan disampingnya para wanita murahan yang tidak punya rasa malu. Sebagian yang lain asyik dengan hobinya. Ada yang hobi memelihara burung atau binatang piaraan yang lain. Sebagian lain, ada yang hobi mengumpulkan barang antik meski harus mengeluarkan biaya tak sedikit. Sebagian yang lain hobi belanja atau sibuk bolak-balik ke salon kecantikan. Seperti itulah kualitas hidup mereka.
3. Kematian hati dan kegelapan di wajah
Berkata Abdullah bin Al-Mubarak, “Saya melihat dosa-dosa itu mematikan hati dan mewariskan kehinaan bagi para pelakunya. Meninggalkan dosa-dosa menyebabkan hidupnya hati. Sebaik-baiknya bagi dirimu meninggalkannya. Bukankah yang menghancurkan agama itu tidak lain para penguasa dan ahli agama yang jahat dan para rahib.”
Sungguh suatu musibah besar jika hati seseorang itu mati disebabkan karena dosa-dosa yang dilakukannya. Dan perangkap dosa yang dikejar oleh mayoritas manusia adalah harta dan kekuasaan. Mereka mengejar harta dan kekuasaan seperti laron masuk ke kobaran api unggun.
Tanda seorang bergelimangan dosa terlihat di wajahnya. Wajah orang-orang yang jauh dari air wudhu dan cahaya Al-Qur’an adalah gelap tidak enak dipandang.
4. Terhalang dari penerapan hukum Allah
Penerapan hukum Allah berupa syariat Islam di muka bumi adalah rahmat dan karunia Allah dan memberikan keberkahan bagi penduduknya. Ketika masyarakat banyak yang melakukan kemaksiatan, maka mereka akan terhalang dari rahmat Islam tersebut. (Lihat Al-Maa-idah: 49 dan Al-A’raaf: 96)
5. Hilangnya nikmat Allah dan potensi kekuatan
Di antara nikmat yang paling besar yang diberikan Allah kepada hamba-Nya adalah pertolongan dan kemenangan. Sejarah telah membuktikan bahwa pertolongan Allah dan kemenangan-Nya diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang taat. Sebaliknya, kekalahan dan kehancuran disebabkan karena maksiat dan ketidaktaatan.
Kisah Perang Uhud harus menjadi pelajaran bagi orang-orang beriman. Ketika sebagian pasukan perang sibuk mengejar harta rampasan dan begitu juga pasukan pemanah turun gunung ikut memperebutkan harta rampasan. maka terjadilah musibah luar biasa. Korban berjatuhan di kalangan umat Islam. Rasulullah saw. pun berdarah-darah.
Kisah penghancuran Kota Baghdad oleh pasukan Tartar juga terjadi karena umat Islam bergelimang kemaksiatan. Khilafah Islam pun runtuh, selain dari faktor adanya konspirasi internasional yang melibatkan Inggris, Amerika Serikat, dan Israel, karena umat Islam berpecah belah dan kemaksiatan yang mereka lakukan.
Umar bin Khattab berwasiat ketika melepas tentara perang: ”Dosa yang dilakukan tentara (Islam) lebih aku takuti dari musuh mereka. Sesungguhnya umat Islam dimenangkan karena maksiat musuh mereka kepada Allah. Kalau tidak demikian kita tidak mempunyai kekuatan, karena jumlah kita tidak sepadan dengan jumlah mereka, perlengkapan kita tidak sepadan dengan perlengkapan mereka. Jika kita sama dalam berbuat maksiat, maka mereka lebih memiliki kekuatan. Jika kita tidak dimenangkan dengan keutamaan kita, maka kita tidak dapat mengalahkan mereka dengan kekuatan kita.”
Oleh karena itu umat Islam dan para pemimpinnya harus berhati-hati dari jebakan-jebakan cinta dunia dan ambisi kekuasaan. Jauhi segala harta yang meragukan apalagi yang jelas haramnya. Karena harta yang syubhat dan meragukan, tidak akan membawa keberkahan dan akan menimbulkan perpecahan serta fitnah. Kemaksiatan yang dilakukan oleh individu, keluarga, dan masyarakat akan menimbulkan hilangnya nikmat yang telah diraih dan akan diraih. Dan melemahkan segala potensi kekuatan. Waspadalah